Pembuatan Presentasi - Pertamina

Pembuatan presentasi

Perusahaan ini didirikan pada tahun 1957 dengan nama Permina tapi mengubah namanya menjadi Pertamina setelah merger dengan Pertamin pada tahun 1968. Pertamina menjadi sumber besar pendapatan bagi pemerintah Orde Baru Presiden Soeharto pada tahun 1970-an, sehingga memungkinkan investasi besar dalam infrastruktur negara dan program penanggulangan kemiskinan yang berhasil. Meskipun demikian, mismanajemen (kesalahan pengelolaan) dan korupsi hampir menyebabkan kebangkrutan pada tahun 1975.
Perusahaan ini memproduksi banyak komoditas seperti bahan bakar, minyak tanah, LPG (Bahan bakar gas cair), LNG (Gas bumi cair), dan petrokimia. Pertamina adalah produsen minyak mentah terbesar kedua di Indonesia setelah Chevron Pacific Indonesia (merupakan anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Chevron Amerika, salah satu perusahaan energi terintegrasi terkemuka di dunia). Saat ini, Pertamina memiliki enam kilang minyak di Indonesia yang memiliki kapasitas produksi gabungan sebesar satu juta barel minyak per hari (bph). 
Pertamina adalah perusahaan milik negara yang sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah Indonesia sehingga tidak memperdagangkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Untuk kegiatan hulunya (baik nasional maupun internasional) Pertamina melakukan operasinya sendiri atau membangun kemitraan dalam bentuk operasi bersama dengan Badan Operasi Bersama/Joint Operating Bodies (JOB), Kontrak Operasi Bersama/Joint Operating Contracts (JOC) dan Kontrak Bantuan Teknis/Technical Assistance Contracts (TAC). Selain eksplorasi, produksi dan transmisi minyak dan gas, Pertamina juga semakin banyak mengeksploitasi potensi gas metan lapisan batubara (coalbed methane) dan panas bumi di Indonesia. Untuk alasan ini perusahaan mengubah deskripsi bisnis intinya dari 'perusahaan minyak dan gas ke perusahaan energi'.
Penurunan produksi minyak Indonesia dalam beberapa tahun terakhir juga merefleksikan kinerja Pertamina. Meskipun perusahaan - melalui anak usahanya Pertamina EP - mengelola lebih dari 141,000 kilometer persegi konsesi ladang minyak dan gas di seluruh negeri, rasio produksinya per kilometer persegi masih rendah dibandingkan dengan perusahaan minyak lain yang aktif di Indonesia, menunjukkan Pertamina tidak optimal memanfaatkan cadangan minyaknya.
Untuk membangun kembali namanya sebagai pemain minyak & gas yang berpengaruh (global), Pertamina telah mengubah fokusnya untuk merangsang pertumbuhan melalui belanja modal yang besar selama beberapa tahun ke depan. Perusahaan berusaha memperoleh hak eksplorasi blok minyak baru di luar negeri di Timur Tengah, Thailand, Burma dan Vietnam (sudah memiliki blok di Sudan, Qatar, Irak, Malaysia, Australia dan Libya) dan juga meningkatkan produksi blok minyak dalam negeri dengan menggunakan teknologi yang lebih canggih serta dengan mengakuisisi blok baru ataupun yang sudah ada. Pada tahun 2009, Pertamina membeli saham BP di Offshore North West Java (ONWJ) dan pada tahun 2011 Pertamina dianugerahi blok West Madura offshore block di Jawa Timur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar